Awas! Ada Soceng!
Waduh ada istilah baru lagi nih. Soceng sih belum familiar deh kayaknya. Kalau seceng (penyebutan beken uang nominal Rp.1000) atau goceng (uang nominal Rp.5000), mungkin pembaca blog readitu.com udah paham banget. Oleh karena itu, yuk kita kulik bareng.
Apa Itu Soceng?
Soceng adalah bahasa gaul dari Social Engineering, yaitu kejahatan sosial siber atau modus penipuan ini memanfaatkan digitalisasi, khususnya yang sistem keamanannya rendah, misalnya melalui sambungan telepon, pesan/chat dengan mengatasnamakan pihak tertentu untuk menguras dana atau tabungan.
Kenali Soceng dari Beragam Jenisnya
Modus soceng terbilang beragam. Perlunya kita mengantisipasi social engineering ini sebagai langkah praktis agar tidak ada lagi yang terjebak penipuan. Berikut macam-macam social engineering yaitu:
1. Phishing
Jenis social engineering berupa phishing, terbilang familiar kita dengar. Jenis soceng ini umumnya mengirimkan pesan teks atau email yang diatur guna menciptakan tekanan kepada korban agar bisa mendapat informasi pribadi sampai data keuangan dan mengarahkan korban untuk mengklik tautan situs web berbahaya, atau membuka berkas yang berisikan virus malware.
2. Baitling
Serangan soceng baitling kerap menggunakan daya tarik agar korban percaya dan tertarik dengan motif yang seringnya tidak terdeteksi. Misalnya saat seseorang berencana hendak mengunduh berkas dari situs tertentu menggunakan internet, harus tetap waspada bila muncul pemberitahuan untuk memberikan akses tertentu. Pasalnya ini berpeluang untuk pelaku mencuri data pribadi.
3. Scaraware
Scareware merupakan soceng yang dilakukan pelaku dengan cara mengintimidasi calon korban melalui tampilan peringatan yang tiba-tiba muncul pada aplikasi atau device yang sedang digunakan calon korban. Pelaku dapat menduplikasi tampilan suatu aplikasi yang tampak sekilas seperti aplikasi sesungguhnya, sehingga korban mudah termanipulasi. Bila calon korban sampai meng-klik atau menyetujui sesuatu, maka menjadi peluang kejahatan bagi pelaku soceng.
4. Pretexting
Macam-macam social engineering yang keempat adalah pretexting. Jenis kejahatan siber ini merupakan tindakan manipulatif pelaku dengan mengarang cerita atau alasan palsu sehingga calon korban dengan mudahnya memberikan akses atau informasi pribadi. Contohnya, tatkala pelaku mengaku dirinya sebagai call centre lembaga keuangan yang ingin melakukan verifikasi data.
Tips Cegah Social Engineering
Perlunya membentengi diri dan juga keluarga dari bahaya kejahatan siber si soceng ini, agar tidak bermunculan lagi korban. Modusnya kerap kali berupa undangan pernikahan palsu yang dikirim dalam bentuk file APK, iklan palsu di media sosial yang menggunakan akun bodong lembaga tertentu, tautan tentang perubahan tarif kuota/biaya admin Tabungan, dan file yang dikirimkan berupa foto tetapi terhubung dengan APK. Dari modus tersebut, perlunya tips cegah social engineering yang bisa diterapkan, yaitu:
1. Waspada Nomor Tidak Dikenal
Ketika muncul pesan elektronik dari nomor yang tidak dikenal, nomor yang tidak ada di daftar kontak kita maupun dari yang mengatasnamakan lembaga tertentu, hendaknya mewaspadai hal tersebut. Apalagi dalam pesan tersebut disertai tautan link ataupun file dengan format APK. Pastikan untuk tidak mengklik tautan tersebut.
2. Tingkatkan Literasi Finansial
Literasi finansial menjadi modal kuat untuk menahan dan penjagaan diri sari social engineering, caranya bisa dengan mengedukasi diri baik dengan membaca buku, mencari informasi di website terpercaya dari lembaga keuangan, maupun mengikuti kursus atau seminar yang berhubungan dengan literasi finansial. Selain itu, memahami produk keuangan juga menjadi senjata jitu dalam menangkal soceng, karena diri sudah paham dengan produk keuangan tersebut beserta risikonya.
3. Tetap Hati-hati dengan Jaringan Internet Publik
Saat berada di ruang publik yang terhubung dengan internet, usahakan untuk tidak membuka akun keuangan seperti mobile banking dan e-wallet, agar tidak dibobol.
4. Jangan Termakan Iklan yang Muluk-muluk
Adakalanya iklan berupa promosi tentang keuangan tiba-tiba bisa muncul di gadget yang kita gunakan saat terhubung dengan internet. Umumnya iklan tersebut akan disertai dengan janji finansial yang tidak masuk akal. Selalu waspada, jangan sampai tergoda dengan informasi yang tidak jelas tersebut, terlebih bila ada unsur pemaksaan untuk membeli produk tersebut.
5. Berani untuk #BilangAjaGak
Jebakan soceng baik yang dikirimkan melalui pesan elektronik maupun sambungan telepon, cobalah Berani untuk #BilangAjaGak. Hal ini sebagai kunci, sehingga tidak perlu mengulur waktu membiarkan pelaku memainkan perasaan.
Kekuatan untuk #BilangAjaGak juga dikampanyekan oleh Bank BRI sebagai langkah agar para nasabahnya, tidak menjadi korban soceng. Sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia ini, mengimbau para nasabah Bank BRI agar selalu menjaga data transaksi perbankan, tidak meng-klik tautan dan meng-install berkas APK dari sumber-sumber yang tidak jelas, dan juga menjaga kerahasiaan data pribadi dari pihak manapun, termasuk yang mengatasnamakan BRI.
Dalam #MemberiMaknaIndonesia Bank BRI pun berkolaborasi dengan apparat penegak hukum sebagai upaya penanganan dan penangkapan pelaku kejahatan social engineering, sehingga dapat meminimalisir kejahatan serupa datang kembali. Selain itu, pastikan untuk mengenali akun media sosial, berikut dengan social media dan website BRI agar tidak terpedaya dengan promosi bodong.
Penutup
Satu sisi, kemajuan digitalisasi teknologi memiliki beragam manfaat untuk kehidupan di berbagai bidang. Namun di sisi lain, ini bisa menjadi bumerang tatkala berada di tangan yang salah. Maka dari itu, kita sebagai masyarakat perlu meningkatkan literasi finansial dan mencegah bahaya social engineering (Soceng), karena literasi finansial, tidak hanya terbatas pada menabung, investasi dan mengenal uang saja, tetapi juga harus memahami juga risiko dari tanda-tanda penipuan. Sehingga dapat melindungi diri dari kerugian finansial.
Materi tambahan dari:
- https://www.instagram.com/komunitas_lfi/
- https://bri.co.id/en/detail-news
Duh harus lebih aware ya dengan kejahatan soceng ini, klo gak hmm saldo kita bisa pindah ke para penjahat. Jaga jemari kita biar saldo tetap rukun ya
BalasHapusMashaAllah jadi tambah pengetahuan soal Soceng. Ternyata banyak banget jenis dan modus operandinya ya. Dengan kemajuan teknologi digital seperti saat ini, Soceng memang jadi lahan yang begitu melenakan. Jadi kita yang harus pintar membentengi diri supaya tidak terjebak menjadi korban.
BalasHapusSoceng ini masih marak aja ya, Kak. Berharap banget pihak berwenang lebih serius menangani masalah ini, apalagi korbannya udah banyak dengan kerugian yang juga tidak sedikit.
BalasHapusWah baru tau tentang istilah soceng
BalasHapuswalau sebagai pengguna aktif internet, soceng ini suatu keniscayaan ya?
jadi inget kisah blogger Teh Okti yang tabungannya selama bertahun2 amblas gara-gara soceng ini
semakin marak ya soceng ini dengan beragam bentuknya. kadang pas lagi butuh-butuhnya, tetiba datang godaan. pernah di fase itu. Untung nggak jadi setor duit dan berhenti follow up. Bersyukur, jadinya enggak ketipu
BalasHapusHuhuhu aku udah kena soceng ini mbak :(((
BalasHapusbeberapa teman dimintain uang mulai dari minjem sampai ada penggunaan pinjaman on-line dong! kapok banget sekarang daftar untuk aplikasi apa pun!
Wah..aku baru tahu nih istilah Soceng..ternyata istilah utk penipuan via sosmed ya.. Dan yg kukira hanya Phising ternyata banyak lagi teman2nya... Bener2 harus waspada ya. Terima kasih atas sharing nya..
BalasHapusKalau seceng kan seribu yah.. ini lumayan. Kalau soceng waaaaaaaaaah bahaya ini, terutama biasanya "nyerang" orang tua atau yang tidak terlalu update dengan keamanan teknologi jadi mudah terpengaruh secara psikologis, terkena malware atau phising misalnya.
BalasHapusSekarang kalo gak hati-hati dan tidak peka dengan perkembangan teknologi, bisa jadi orang gampang terpancing dengan soceng ya. Dampaknya luar biasa buat kehidupan seseorang. Para penipu menggunakan segala cara untuk memperdaya....
BalasHapusSingkatannya unik ya Kak, Soceng atau social enginering sudah banyak sekali kasusnya. Salah satu yang saya kenali di medsos sih biasanya ada yang jualan online, tanpa ada marketplace buat penyambung transaksi. Itu wajib waspada. Soalnya setelah kita trf, malah barangnya nggak dikirim. Ciri lainnya, kolom komentar dibatasi.
BalasHapusDi era serba digiital ini, security akun adalah segala-galanya, paling takut sama phising. Sekarang pun lewat nomor hape atau email saja kita bisa ditipu.
BalasHapusAku sekarang kalau ada tawaran model apapun yang mencurigakan langsung bilang nggak minat. Males banget meladeninya. Dan ngeri juga sama soceng ini.
BalasHapussaya setuju banget dengan salah satu kutipan di atas, kalo teknologi itu mempunyai dua sisi yang dilematis, satu sisi sangat bermanfaat dan satu sisi lagi rentan akan kejahatan di bidang cyber. Kalo ngomongin berbagai macam kejahatan soceng kita memang harus lebih waspada dan terus meningkatkan literasi. semoga kita semua terhindar dari segala bentuk kejahatan soceng ini
BalasHapusBahaya banget ya
BalasHapusEra digital seperti ini, penipuan digital juga semakin marak
Soceng salah satunya ya
Kudu diwaspadai
Byuh semakin banyak saya ragam soceng ya, mau tidak mau harus upgrade diri dengan pengetahuan agar tidak terjebak dengan penipuan ini, teknologi semakin berkembang jenis penipuan pun semakin berkembang
BalasHapusbener banget, semakin canggih dan mudah kita saling terhubung, semakin tinggi pula kesempatan para penipu menjalankan aksinya. kudu selalu waspada. seringkali mereka menawarkan janji muluk untuk investasi cepat yang menghasilkan banyak, tapi seperti di atas ilang, jangan termakan janji muluk
BalasHapusscarware nih saya belum pernah ketemu kasusnya, karena kebanyakan phising dan lainnya, harus waspada banget nih saat menggunakan aplikasi. ini gimana cara kerjanya ya bisa jadi penipuan? iya di duplikasi tapi gimana bisa jadi terduplikat di smartphone gitu, hhhmm harus cari tahu lebih lanjut nih
BalasHapusscarware nih saya belum pernah ketemu kasusnya, karena kebanyakan phising dan lainnya, harus waspada banget nih saat menggunakan aplikasi. ini gimana cara kerjanya ya bisa jadi penipuan? iya di duplikasi tapi gimana bisa jadi terduplikat di smartphone gitu, hhhmm harus cari tahu lebih lanjut nih
BalasHapusBener kak, kalo no nggak dikenal mending nggak usah sok penasaran, lebih baik nggak usah diangkat. Soalnya teman saya pernah, hanya karena penasaran eh ujungnya percaya dengan obrolan si pelaku, alhasil duit ludes hanya dalam waktu sejam.
BalasHapusoo soceng itu singkatan ya.. baru tau aku xD emang ngeri juga sih ini ciber crime gini, mana susah dilacak juga bagi orang awam. lapor polisi juga uang ga balik. aku pernah kena dan bikin laporan, malah capek doang yg ada :(
BalasHapusDalam bersikap di dunia digital ini memang perlu diperhatikan banget yaa.. Karena skrg banyak soceng yg bikin kita harus berhati” lebih, seperti ada edaran link palsu itu yg gak kta sadari begini cara mereka menyadap yg kta punya..
BalasHapusSebagai orang bank aku sampe kenyang dikasih training ttg ini secara rutin mba. Bahkan ada tes nya. Kalo sampe gagal, hukumannya ga main2 pula. Krn memang bank mengandalkan staff nya juga utk ksh pemahaman ke nasabah agar ga terjebak sorang atau fraudster lainnya.
BalasHapusMakanya aku ga pernah mau angkat telpndr orang ga dikenal.
Kalo bank mau nelpon untuk update data2 ku aja, aku minta relationship managerku yg nlpon. Krn cuma dia yg aku percaya. Kalo bukan dia yg nelpon, aku ga mau.
Sama juga saat traveling ke manapun, aku ga mau buka mbanking pake wifi gratisan. Bahayaaa soalnya.