Jamu dan saya, ibaratnya seperti saya bertemu dengan kamu. Ada rasa yang menyeruak dalam mengobati kerinduan, dan memiliki kesan tersendiri. Ini bukan rayuan gombal. Hanya ungkapan perasaan yang tidak dapat digantikan oleh apapun (uhuuk).
Mengapa saya bisa berkata demikian?
Bagi saya, jamu menjadi sahabat yang menyenangkan, baik di kala gangguan kesehatan menyerang tubuh, maupun dalam menjaga imunitas tubuh. Apalagi, ada pengalaman menarik yang mengesankan untuk saya kenang hingga saat ini.
Perkenalan Saya dengan Jamu
Masih ingat pertama kali saya berkenalan dengan jamu, yaitu di usia sekitar 4-5 tahun. Tetangga depan rumah saya (sekarang sudah pindah), kerap membeli jamu langganannya setiap sore, dan selalu saya sedang ada di sana karena menemani mama rahimahullah yang juga membeli jamu tersebut. Ibu penjual jamu tersebut, membawa jamunya dalam kemasan botol yang tersusun apik di bakul. Beliau menggendongnya ke bagian punggung menggunakan kain lurik. Tatanan rambutnya pun rapi dengan sanggul cepol.
“Aroma jamu nggak enak, dan rasanya pahit”. Itu mindset saya setiap kali melihat jamu. Belum lagi, pada jari jemari ibu penjual jamu tersebut berwarna kuning dan memiliki bau yang khas. Jadilah saya enggan minum yang bernama jamu.
Namun siapa sangka, akhirnya saya pun luluh untuk minum jamu, karena suatu “hal yang dipaksakan demi kesehatan”. Alasannya saat itu adalah:
1. Kondisi Tubuh Kurus
Terlahir dengan tubuh mungil dan wajah yang imut (asiik, hehe), membuat orang-orang yang melihat saya gemas, karena tak hanya berbadan kecil tetapi juga tubuh saya kurus. Sangking imutnya, setiap ada upacara bendera di sekolah, posisi saya selalu berbaris paling depan. Hemmm.. kebayang kan mungilnya saya, hihi.
Saya pun dianjurkan untuk minum jamu beras kencur. Waktu itu, rekomendasinya adalah jamu buyung upik, yang katanya ini jamu legend (hingga sekarang). Hal yang paling saya ingat, waktu minum jamu itu, rasanya ternyata enak. Tidak ada rasa pahit. Pandangan saya dengan jamu “yang pahit” mulai luntur.
2. Kena Penyakit Mag
Lain lagi dengan kisah masa kecil, ketika saya beranjak menuju usia remaja akhir alias duduk di bangku kuliah, romansa saya dengan jamu masih berkelanjutan. Tugas kuliah dari dosen yang luar biasa, mencari bahan untuk membuat tugas, dan pola makan saya yang tidak teratur, mengakibatkan saya kena sakit mag ketika kuliah.
Mama rahimahullah kerap membuatkan saya jamu berbahan dasar kunyit. Adakalanya beliau campur dengan madu agar rasanya lebih nikmat. Beliau membuatnya tidak hanya untuk pengobatan saya saja, tetapi juga untuk satu keluarga kami. Untuk mama rahimahullah dan saya, kami meminum kunyit guna mengatasi gangguan lambung. Sedangkan untuk ayah dan kakak-kakak saya, untuk imunitas tubuh. Hanya saja, tidak tega melihat tangan beliau yang kala itu jadinya menguning.
Alhamdulillah-nya, mama rahimahullah memiliki langganan penjual jamu. Ibu penjual jamu ini, tinggal di sekitar lingkungan kami. Biasanya, mama rahimahullah memesan satu botol jamu kunyit, sehingga kami sekeluarga bisa meminumnya dengan praktis (yang kurang dari 2 hari bisa langsung habis, hihi). Apalagi buat saya, kondisi kala itu double combo yang didapatkan, karena lambung lebih bersahabat, dan memicu nafsu makan.
Apa Itu Jamu dan Manfaatnya untuk Tubuh
Dari secuil pengalaman saya dengan jamu di atas, kira-kira apa sih jamu itu?
Kita merujuk ke KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), jamu adalah obat yang dibuat dari akar-akaran, daun-daunan, dan sebagainya.
Akar-akar yang dimaksud adalah keluarga akar rimpang (rhizoma), seperti kunyit, temulawak, kencur, lengkuas, dan jahe. Dari racikan rimpang ini, memiliki manfaat untuk tubuh, beberapa diantaranya adalah sebagai antiseptik, obat antiradang, mengatasi masalah pada sistem pencernaan, meningkatkan nafsu makan, dan menjaga daya tahan tubuh.
Khusus manfaat rimpang dalam mengatasi masalah sistem pencernaan ini, terjawab pada keluhan saya yaitu sakit mag. Saat saya terkena gangguan kesehatan tersebut, minum jamu berbahan kunyit.
Dilansir dari laman Alodokter, kunyit memiliki kandungan kurkumin, yang berfungsi sebagai antibakteri, antioksidan, antiradang, dan antikanker. Dari hal tersebut, kunyit bermanfaat meredakan gejala asam lambung.
Tips Minum Jamu yang Asik ala readitu.com
Hingga saya dewasa seperti saat ini, kerap kali saya minum jamu berbahan dasar kunyit. Entah itu ditujukan untuk mengatasi sakit mag saya yang adakalanya kambuh, maupun ketika datang bulan. Apalagi ada ibu penjual jamu yang menjadi langganan kompleks rumah saya, sehingga lebih sat-set mengonsumsinya. Nah begini nih, cara asik minum jamu ala saya:
1. Sesuaikan Kondisi Tubuh
Minuman jamu memiliki ragam pilihan yang dapat disesuaikan dengan kondisi atau keluhan tubuh saat itu. Seperti ketika saya sedang sakit gigi, maka jamu yang saya minum adalah jamu sakit gigi. Atau saat masuk angin, saya minum jamu tolak angin. Begitupula tatkala saya sedang datang bulan, jamu yang saya konsumsi adalah kunyit asem.
2. Jangan Berlebihan
Atur minum jamu jangan sampai berlebihan. Maksudnya, ketika mengikhtiarkan jamu sebagai obat untuk mengatasi gangguan kesehatan, maka konsumsinya sesuai dosis, misal 2 kali sehari. Jangan dibuat berlebih.
3. Imbangi dengan Minum Air Putih
Minum jamu yang memiliki banyak manfaat ini, perlu diimbangi dengan konsumsi air putih yang cukup. Jangan sampai tubuh kekurangan cairan, agar endapan zat jamu tidak membuat ginjal bekerja keras.
4. Minum Dalam Kondisi Sejuk
Saya suka minum jamu dalam kondisi sejuk. Misal sedang pesan jamu kunyit satu botol (kira-kira untuk 3 hari minum, dengan dosis 2x sehari), nah botolnya tersebut saya simpan ke dalam lemari es, sehingga pas dikonsumsi terasa lebih segar. Adakalanya juga, ketika memesan langsung dengan ibu penjual jamu, saya mengonsumsi jamu dalam keadaan hangat.
5. Minum Jamu Sebelum atau Sesudah Makan
Saya pernah minum jamu sebelum ataupun sesudah makan. Hal ini dikondisikan dengan keadaan saya kala itu. Minum jamu 2 jam sesudah makan untuk pengobatan sakit mag, sehingga penyerapan ekstrak zat jamu lebih baik tanpa harus bersaing dengan makanan. Serta minum jamu 30 menit sebelum makan, ketika datang bulan.
6. Bisa Beli Dalam Kemasan atau Pesan Langsung
Kesibukan pastinya melanda siapa saja, termasuk saya adakalanya tidak bisa memiliki waktu luang untuk membuat jamu sendiri. Langkah asiknya dengan membeli dalam bentuk kemasan di apotek, maupun dengan pesan langsung ke penjual jamu. Jadi lebih praktis mengonsumsinya, tanpa mengabaikan rutinitas harian.
Penutup
Apapun eranya dan meningkatnya perkembangan teknologi, menurut saya jamu tetap menjadi obat-obatan yang luar biasa. Sebagai salah satu kekayaan tradisional Nusantara yang amat dekat dengan kita dan mudah ditemukan, jamu sudah lama dikenal sejak jaman dahulu sebagai zat penawar alami untuk mengatasi berbagai macam penyakit dan menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh.
Warisan kesehatan dari leluhur ini, senantiasa terus berkelanjutan secara turun temurun. Seperti halnya mama rahimahullah yang meresepkan kepada saya, bahwa jamu berbahan dasar kunyit dapat mengatasi gangguan lambung dan jaga imunitas tubuh. Selain itu, bagaimana peran beliau yang gercep (gerak cepat) mencari alternatif obat gangguan lambung dengan kunyit melalui olahan jamu. Tentunya, estafet ini akan saya lanjutkan ke generasi saya berikutnya sebagai keluarga sehat dengan jamu, menjadi langkah menjaga warisan kesehatan nenek moyang. Kalau kamu, suka minum jamu apa nih?
Saya juga rutin minum jamu, biar nggak sakit saat datang bulan. Badan juga jadi segar dan sehat.
BalasHapuswah aku baru tadi banget minum jamu kunyit asam. enak sih rasanya. mana sekarang minum jamu enggak ribet, udah banyak kemasan praktisnya
BalasHapusSaya juga mengenal jamu sejak kecil. Lingkungan saya pengonsumsi jamu. Saya sendiri sukanya kunyit asam dan beras kencur.
BalasHapussaya biasanya minum jamu kunyit asam juga pas menstruasi. Kebetulan ada mbak jamu yang selalu lewat di rumah. Mesen ke mbaknya. Dan setuju. menikmati jamu pas dingin tuh seger banget. hehehe
BalasHapusKebanyakan kita minum jamu dari mbak jamu gendong ya. Kunyit asam, jahe, sama beras kencur itu biasanya jamu standar yg diminum. Kecuali kalau sakit tertentu baru minum tambahan jamu khusus. Jamu tradisional memang harus dilestarikan keberadaannya
BalasHapusKalau saya mengenal jamu juga sejka kecil, Mbak. Setiap pagi ibu saya membeli jamu gendongan. Tapi waktu itu maish sebatas beras kencur, lalu manisan jahe. Jamu memang pahit, tapi khasiatnya luar biasa. Saya kalau lagi ga enak badan juga minum jamu tolak angin.
BalasHapusMinum jamu merupakan cara alami dan menyehatkan untuk menjaga kesehatan tubuh. Dengan memilih jamu yang tepat dan meminumnya secara rutin, kita dapat merasakan berbagai manfaatnya untuk kesehatan dan kebugaran.
BalasHapusAku kalo lewat pasti beli dong
Suka banget sama jamu beras kencur dan kunir asem.Waktu itu sempat kapok juga sama jamu karena dibohongi ibuku kalau brotowali manis, padahal pahit banget. Setelah icip beras kencur, jadi suka
BalasHapusSamaan deh kenal jamunya semenjak kecil, tapi bedanya kalau saya dulu biasa ketemu mbak yang jualan jamu-jamu itu pagi hari, jadi kita minumnya sebelum berangkat sekolah gitu
BalasHapusmolly sampe sekarang gak suka jamu, krn rasanya pahit dan klopun manis tetap ada rasa kecut2 gimana gitu.
BalasHapusKalau aku tim beras kencur, sih. Selain nyegerin, tapi juga bikin tubuh jadi enteng. Kalau kenal jamu kencur sejak usia 3 tahun, udah dikasih jamu cekok yang pahit banget. Efek nggak mau makan. Hehe
BalasHapusAku dulu jg kurus banget kak. Tp bkn krn kurang makan. Pun begitu jg sering maaf. Tp ya dikasih jamu biar sehat aja sih.
BalasHapusYa mgkn krn kurang perawatan di pencernaannya aja kali ya. Mknya ya dikasih jamu jg kyk kakak nih. Bisa temulawak, kunyit, dan kencur. Ada juga rempah2 lain yg dl tuh ga th fungsinya.
Tp setelah digali lbh jauh, ternyata manfaatnya besar bgt. Lbh baik dr minuman botol berkabonasi dan berglukosa tinggi.
Aku dulu jg kurus banget kak. Tp bkn krn kurang makan. Pun begitu jg sering maaf. Tp ya dikasih jamu biar sehat aja sih.
BalasHapusYa mgkn krn kurang perawatan di pencernaannya aja kali ya. Mknya ya dikasih jamu jg kyk kakak nih. Bisa temulawak, kunyit, dan kencur. Ada juga rempah2 lain yg dl tuh ga th fungsinya.
Tp setelah digali lbh jauh, ternyata manfaatnya besar bgt. Lbh baik dr minuman botol berkabonasi dan berglukosa tinggi.
Sayangnya niiiih, mbak jamu sepeda (karena naik sepeda) jarang lewat rumahku. Kadang ketemu di jalan tapi dalam kondisi aku nggak mungkin beli atau jamunya udah habis.
BalasHapusMestinya sih bisa bikin sendiri karena bahan-bahannya mudah didapat. Tapiiii mengumpulan kemauannya itu yang susah. Hehe....
Waktu kecil sih sering beli jamu ke ibu-ibu yang menjajakan jamu pakai sepeda. Biasanya sinom sama beras kencur. Kemudian setelah dewasa makin jarang yang jual jadi jarang minum jamu
BalasHapusJamu adalah budaya asli Indonesia yang wajib dilestarikan
BalasHapusJamu berkhasiat untuk menjaga kesehatan keluarga ya mbak
Gara-gara dulu dapet tugas membuat jamu kunyit asam saat sekolah, sekarang jadi ketagihan dong. Kadang-kadang beli jamu dalam kemasan botol. Ditaro di kulkas makin segeeer.
BalasHapusmasyaAllah banget, aku juga suka banget minum jamu, daridulu dan sampe skrg sih, sayangnya skrg jadi jarang minum jamu karena ngga ada yang nganter ke rumah hehe dulu ada langganan jamu gendong :((
BalasHapusJamu merupakan minuman tradisional yang kaya akan manfaat untuk kesehatan. Bahan-bahan dan cara pembuatannya secara alami. Disukai banyak orang. Konsistensi penjual jamu itu salut banget lho. Patut banget diacungi jempol.
BalasHapusNah, ini tiap datang bulan ibu saya selalu membuatkan jamu kunyit asem. Supaya lancar. (April)
BalasHapusAku juga sejak kecil suka minum jamu, Mbak. Dulu suka nungguin jamu gendong di depan rumah. Tapi nggak jarang juga, penjual jamunya yang nungguinaku bangun tidur he-he-he. Benar, ada kenangan yang tersemat dalam jamu...
BalasHapussepertinya rata-rata orang indonesia sudah kenal jamu sejak kecil ya minimal dikenalkan dengan buyung upik. Saya pun sama. sekarang udah gak minum jamu lagi, tapi ngeracik jamu untuk suami yang punya gerd dan alergi, pakai kunyit putih
BalasHapusSerunya baca sejarah jamu. Ramuan ajaib ini punya banyak manfaat ya, jadi ga perlu khawatir
BalasHapusSeru ya baca sejarah jamu. Ramuan bermanfaat yg udah terkenal sejak dulu kala. Favoritku sih beras kencur dan kunyit asam, xixixi
BalasHapusJamu kelilingnya resiik sekali yaa..
BalasHapusSekarang uda langka banget ada jamu keliling. Kalau di daerahku, kini jamu bisa di antar secara online dengan kemasan mirip kemasan kopi yang cantik dan estetik.
Kagum yaa.. karena minum jamu pun bisa menjadi sebuah kebiasaan baik untuk melestarikan kebudayaan bangsa.